Krisis Ekonomi dan Dampaknya terhadap Lingkungan

Krisis Ekonomi dan Dampaknya terhadap Lingkungan

Kondisi perekonomian global saat ini tengah diliputi ketidakpastian. Berbagai faktor seperti konflik geopolitik, perang dagang, tekanan inflasi di negara maju, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi penyebab utama. Salah satu pemicu signifikan adalah disrupsi rantai pasok global yang dipengaruhi oleh kebijakan proteksionis di era kepemimpinan Presiden Donald Trump. Ketidakstabilan ini berdampak pada perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia, yang kini berupaya menjaga ketahanan dan stabilitas nasional melalui berbagai strategi.

Pemerintah Indonesia, misalnya, terus mendorong investasi dan kerja sama internasional untuk mengoptimalkan potensi sumber daya dalam negeri. Fokus diarahkan pada sektor energi, pangan, industri, serta pembangunan infrastruktur sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, perlu diingat bahwa eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan justru bisa menjadi bumerang, memicu kerusakan lingkungan hingga bencana ekologis. 

Krisis ekonomi juga berdampak pada aspek sosial. Lonjakan angka pengangguran menjadi salah satu dampak nyata, baik akibat bertambahnya angkatan kerja baru maupun gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Di sisi lain, biaya hidup yang terus meningkat membuat masyarakat harus beradaptasi, termasuk mencari sumber pendapatan alternatif dari potensi lokal yang tersedia.

Sayangnya, dalam situasi ekonomi yang menantang, isu lingkungan seringkali terpinggirkan. Keterbatasan anggaran dan pelonggaran regulasi lingkungan demi menarik investasi membuat perhatian terhadap keberlanjutan semakin menurun. Eksploitasi sumber daya alam meningkat, sementara investasi pada energi terbarukan dan proyek-proyek berkelanjutan menjadi kurang prioritas. Ketergantungan pada bahan bakar fosil pun kembali meningkat, dan banyak perusahaan mengurangi anggaran untuk pengelolaan limbah dan emisi demi efisiensi biaya.

Namun di tengah tantangan tersebut, terdapat peluang yang justru dapat menjadi solusi jangka panjang: pengembangan green jobs atau pekerjaan ramah lingkungan. Potensi ekonomi dari sektor energi terbarukan sangat besar, baik dalam skala industri maupun komunitas. Pengembangan bisnis panel surya, tenaga angin, tenaga air, dan bioenergi tidak hanya mendatangkan keuntungan ekonomi, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. 

Pada level rumah tangga dan komunitas, upaya sederhana seperti pemanfaatan limbah organik menjadi kompos, pengolahan sampah plastik menjadi produk daur ulang bernilai, serta produksi energi dari limbah rumah tangga melalui biogas, dapat menjadi solusi praktis. Ketika sumber daya dan limbah dioptimalkan dengan bijak, maka potensi ekonomi baru bisa tumbuh tanpa harus merusak lingkungan. 

Diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong ekonomi hijau yang inklusif. Dengan mendorong masyarakat agar lebih berdaya dan mandiri secara energi, kita tidak hanya menciptakan ketahanan ekonomi, tetapi juga memperkuat komitmen dalam menjaga keberlangsungan lingkungan untuk generasi mendatang. 

Ditulis oleh: Jenni Irene Connie 

Disunting oleh: Fauzan Ramadhan 

18 Juni 2025