Pro-Women Mengajak Pelaku UKM Wanita Lombok Berani Jualan Online

Jumlah warga di Indonesia yang memiliki akses  pada internet kian bertambah. Hampir setiap aspek kehidupan manusia saat ini tak luput dari campur tangan internet. Menurut hasil studi Polling Indonesia bekerja sama dengan APII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet), pengguna internet di Indonesia membludak hingga 171,17 juta jiwa pada tahun 2018– alias setara dengan 64,8 persen dari jumlah total penduduk Indonesia. Namun sayangnya, indikasi ini tidak menentukan besarnya para pelaku UKM (Usaha Kelas Menengah) yang memanfaatkan internet sebagai wadah berbisnis. Masih sedikit sekali di antara mereka yang mengandalkan platform online sebagai strategi pemasaran produk yang efektif. Padahal, menurut Gati Wibawaningsih selaku Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) menyebutkan dengan berjualan daring, performa bisnis pelaku UKM bisa meningkat hingga 80 persen. Karena dengan begitu, mereka bisa lebih mudah mencapai pasar yang lebih luas tanpa harus merogoh kocek lebih.

Pemerintah Berinisiasi Meningkatkan Penjualan Online pada Pelaku UKM

Di tahun 2018, pemerintah bekerja sama dengan beberapa marketplace terbesar di Indonesia meluncurkan sebuah gerakan bernama UMKM Go Online, yang kemudian berhasil menarik sekitar 12 ribu pelaku UKM baru untuk berani berjualan online. Banyak faktor yang mendorong pelaku UKM untuk mulai ‘melek’ berbisnis online agar bisa memperoleh berbagai manfaat seperti: 1) adanya kesempatan menjangkau pasar lebih luas tanpa dibatasi oleh letak geografis; 2) memudahkan para konsumen untuk bisa melihat produk dan membelinya kapanpun yang diinginkan; 3) kesempatan membuka toko online tanpa membayar sewa, bisa dengan membuat akun media sosial atau mendaftarkan diri ke berbagai marketplace; 4) adanya kesempatan untuk mengembangkan usaha yang tidak hanya di skala nasional, namun ke ranah global yang secara otomatis mampu meraup omzet lebih tinggi.

Seperti pengalaman dari salah satu pelaku UKM wanita Lombok bernama Ibu Titin Indra, seorang penjual kue Serabi yang tergabung sebagai partisipan Pro-Women mengakui jika usaha dagangnya yang dinamai Lumbung Serabi Ghazia semakin laris manis setelah terjun pada platform online, tepatnya Instagram. Terutama setelah menghadiri jejeran workshop dan pelatihan khusus yang diberikan oleh para fasilitator program Pro-Women, sehingga ia banyak mengantongi ilmu-ilmu baru mengenai pentingnya menggunakan platform online walaupun pada skala usaha yang kecil. Ibu Titin memperoleh berbagai tips jitu soal branding, hingga omzetnya pun semakin bertambah yang kini bisa dimanfaatkan untuk membangun sebuah booth khusus dekat tempat tinggalnya.

Pengalaman ini juga dialami oleh peserta lain bernama Ibu Nur Laela, wanita pelaku UKM asal Lombok Timur yang menjual produk kerajinan tangan seperti tas rajut dan cover sepatu bayi. Ia juga telah menerapkan sistem penjualan online melalui platform marketplace dan mampu menghasilkan omzet yang lebih besar. Apalagi dengan mendapatkan rangkaian workshop Pro-Women, kemampuan Ibu Nur Laela dalam mengambil foto produk kian terasah. Dengan kepercayaan dirinya untuk bisa berkembang melalui platform online, motivasinya dalam meningkatkan kapasitas produksi semakin bergelora.

Pro-Women dengan antusias mendukung para pelaku UKM wanita di Lombok untuk sadar akan pentingnya peran platform online terhadap kemajuan bisnis. Hadirnya jejeran media sosial dan marketplace diibaratkan sebagai peluang emas bagi siapapun yang ingin berbisnis tanpa khawatir dengan kecilnya skala bisnis yang dimiliki. Karena selain efektif, berdagang di platform online sangatlah berpeluang dalam menyatukan pelaku-pelaku UKM di Indonesia untuk berkolaborasi dan bersama menciptakan nilai perekonomian yang tangguh terhadap krisis.

15 November 2019