Sekolah Ramah Lingkungan, Bekal Penting Hadapi Perubahan Iklim

Sekolah Ramah Lingkungan, Bekal Penting Hadapi Perubahan Iklim

Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menjajaki kerja sama dengan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan Oh Yung-hun. Keduanya bertemu dalam rangkaian pertemuan ketujuh Menteri Pendidikan anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Menteri Mu’ti melihat adanya potensi kerja sama terkait pengelolaan energi terbarukan dan manajemen pengelolaan limbah dalam kerangka sekolah ramah lingkungan. 

Peluang kerja sama tersebut mencakup pemanfaatan tenaga surya dan energi terbarukan lainnya untuk membantu sekolah di daerah-daerah yang belum terjangkau listrik. Menteri Mu’ti juga menyampaikan pentingnya untuk mendorong pengelolaan limbah di Indonesia. Kerja sama terkait pengelolaan limbah sendiri telah dijalankan dengan sekolah di Bontang, Kalimantan Timur. Selaras dengan itu Gubernur Oh Yung-hun pun mengungkapkan ketertarikannya, khususnya pengembangan di bidang energi terbarukan dan transisi energi.

Wacana Sekolah Ramah Lingkungan ini tentu perlu disambut baik. Penerapannya diharapkan tak sebatas pada aspek teknistenaga surya untuk untuk listrik sekolah – yang akan membantu operasional sekolah, tapi juga bagaimana pengetahuan tentang energi yang ramah lingkungan tersebut diajarkan kepada siswa, sehingga menjadi bekal bagi mereka. Selain itu, kebiasaan mengelola sampah dengan bijak juga perlu diajarkan dan dipraktikkan sedini mungkin, dan Sekolah Ramah Lingkungan bisa menjadi sarana yang tepat bagaimana nilai-nilai hijau diterapkan. Seperti kita ketahui perubahan iklim sedang terjadi di depan mata, di mana masa depan anak-anak menjadi taruhannya. Maka dari itu, selain upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang saat ini kita lakukan melalui berbagai macam pendekatan, mempersiapkan anak-anak dengan pengetahuan dan praktik ramah lingkungan merupakan hal yang tak kalah penting dan perlu dilakukan. 

Ditulis oleh: Fauzan Ramadhan

20 Mei 2025