Hari Susu Nasional: Geliat Peternak Sapi Perah Lokal Ditengah Larisnya Susu Impor dan Rencana China Bangun Pabrik Susu dan Peternakan Sapi di Indonesia

Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengungkapkan pasokan susu di Indonesia untuk kebutuhan industri masih didominasi oleh susu impor. Sekitar 80% pemenuhan permintaan susu berasal dari impor, sedangkan sisanya 20% berasal dari Susu Segar Dalam Negeri (SSDN). Dari total kebutuhan susu di Indonesia sebanyak 4,6 juta ton susu segar per tahun, hanya sekitar 1 juta ton per tahun yang berasal dari dalam negeri. Sedangkan sisanya sebesar 3,6 juta ton susu diimpor dalam bentuk bentuk.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebut China tengah fokus berinvestasi untuk penyediaan susu di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa China akan membangun pabrik pengolahan susu hingga peternakan sapi di Indonesia. Hal tersebut diangkapkan pada kesempatan Indonesia-China Business Reception 2025 pada Sabtu (24/5/2025).
Peternak sapi perah di Indonesia sendiri kerap menghadapi berbagai tantangan mulai dari rendahnya produktivitas ternak, rendahnya kualitas susu, terbatasnya pengetahuan tentang Praktik Peternakan Sapi Perah yang Baik atau Good Dairy Farming Practices (GDFP), hingga terbatasnya akses terhadap pembiayaan terjangkau untuk meningkatkan populasi ternak dan sarana pemeliharaannya. Peternak juga sangat bergantung pada koperasi susu segar dalam hal pendanaan, pengelolaan bisnis, dan peningkatan pengetahuan. Di sisi lain, koperasi susu segar juga menghadapi tantangan serupa yaitu terbatasnya kapasitas dalam pengelolaan peternakan dan kesehatan hewan, pengelolaan keuangan, model bisnis dan tata kelola koperasi.

Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), Danone Ecosystem, dan Rumah Energi sejak tahun 2023 bekerja sama dalam program Farmer Resilience and Enhanced Sustainable Husbandry (FRESH) untuk meningkatkan produktivitas peternak sapi perah rakyat dan koperasi susu segar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu intervensi program FRESH yaitu pemulihan pasca-wabah PMK melalui berbagai kegiatan seperti vaksinasi dan pengobatan sapi perah. Program ini juga mendukung peningkatan populasi sapi melalui kredit sapi perah, penyediaan infrastruktur, pencatatan digital peternakan, serta inovasi di bidang reproduksi, pakan, dan budidaya. Di sisi lingkungan, program ini mendorong pemanfaatan biodigester biogas rumah, bio-slurry (ampas biogas) sebagai pupuk alami, serta penyediaan akses air bersih.

Berdasarkan data PT Sarihusada sampai dengan Maret 2025 terjadi peningkatan +70% supply susu dari peternak 3 koperasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dibandingkan dengan awal tahun 2023. Sementara itu, Koperasi Puspetasari dan UPP Kaliurang juga telah mampu memulihkan produksi koperasi mereka ke level sebelum wabah PMK. Dalam segi kualitas susu, kandungan protein dalam susu terus meningkat karena praktik kesehatan hewan di kalangan peternak yang juga terus meningkat, terutama di Koperasi UPP Kaliurang yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam kandungan Lemak & Protein.
Melalui program pemberdayaan peternak lokal, diharapkan produktivitas dan kualitas susu terus meningkat dan konsisten memenuhi standar. Sistem pembelian berbasis kualitas (grading) mendorong peternak untuk terus memperbaiki manajemen ternak dan penanganan susu, karena dihargai dengan harga yang layak. Koperasi SAMESTA juga tengah mengembangkan fasilitas pasteurisasi untuk berkontribusi pada program Makan Bergizi Gratis. Program FRESH telah mendorong dampak nyata di lapangan, mulai dari peningkatan kapasitas peternak, literasi keuangan, hingga kualitas susu yang berkontribusi pada pemenuhan gizi anak-anak Indonesia. Upaya ini merupakan langkah konkret menuju kemandirian pangan di mana peternak tak hanya berkontribusi pada kuantitas dan kualitas produksi susu nasional, namun juga dapat meningkatkan taraf hidup sehingga cita-cita mewujudkan Indonesia Berdaya dapat tercapai.
Ditulis oleh: Ruth Subodro & Jenni Irene Connie
Disunting oleh: Fauzan Ramadhan