Solar Dryer House: Rahasia Pak Maman Mengubah Limbah Jadi Berkah

Solar Dryer House Rahasia Pak Maman Mengubah Limbah Jadi Berkah

Di Desa Bangko Jaya, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, nama Pak Maman kini akrab disebut banyak orang. Bukan lagi sekadar tetangga biasa, ia menjelma menjadi sosok inspiratif yang mampu melihat peluang di balik sesuatu yang selama ini dianggap tidak berguna yaitu limbah. 

Mantan karyawan swasta ini memutuskan pulang kampung dengan satu tekad, membangun desanya lewat pengolahan limbah. Bersama Koperasi Bangko Jaya Sejahtera, ia mulai mengolah kotoran ternak, limbah kelapa sawit, hingga sekam padi menjadi pupuk organik padat. Hasilnya tak hanya bermanfaat bagi lahan pertanian, tapi juga membuka jalan baru bagi kesejahteraan warga. Namun, kunci dari keberhasilannya tidak hanya pada semangatnya, melainkan pada sebuah inovasi sederhana tapi revolusioner: Solar Dryer House. 

Solar Dryer House, atau rumah pengering tenaga surya, ibarat “dapur rahasia” di balik kesuksesan Pak Maman. Bentuknya sederhana—bangunan transparan mirip rumah kaca—tapi manfaatnya luar biasa. Di dalamnya, terdapat kipas pembuang udara yang digerakkan oleh tenaga matahari. Sistem ini membuat udara panas bersirkulasi dengan baik sehingga bahan baku pupuk cepat kering dan tidak lembap meski cuaca mendung atau hujan. 

Solar Dryer House membuat prosesnya jauh lebih aman
Solar Dryer House membuat prosesnya jauh lebih aman

Dulu, proses pengeringan bahan baku pupuk membutuhkan waktu hingga dua bulan. Cuaca tak menentu sering menjadi hambatan yang membuat bahan terlalu lama kering, rentan lembap, bahkan kadang rusak. Kini, berkat Solar Dryer House, waktu pengeringan bisa dipangkas hingga setengahnya, hanya satu bulan saja. “Dulu kami khawatir bahan baku rusak karena hujan atau lembab,” ujar Pak Maman. “Sekarang, Solar Dryer House membuat prosesnya jauh lebih aman. Kami bisa produksi lebih banyak dalam waktu singkat.” 

Bagi warga Bangko Jaya, bangunan itu bukan sekadar rumah pengering. Ia menjadi simbol perubahan bahwa teknologi ramah lingkungan dapat berjalan seiring dengan pertanian berkelanjutan. Lebih dari itu, koperasi yang dipimpin Pak Maman aktif berbagi ilmu dengan masyarakat. Melalui demplot tanaman organik dan diskusi seputar manfaat pupuk organik, koperasi mendorong semakin banyak warga ikut beralih ke cara bertani yang lebih sehat bagi tanah dan lingkungan. 

Kini, berkat perpaduan teknologi sederhana, semangat gotong royong, dan visi yang kuat, Pak Maman membuktikan bahwa masa depan desa bisa lahir dari hal-hal kecil yang sering kita abaikan. Limbah yang dulunya dianggap beban, di tangannya berubah menjadi berkah. 

 

Ditulis oleh: Theo M. Putra 

Disunting oleh: Fauzan Ramadhan

10 September 2025