Transformasi Ekonomi Desa: BUMDes dan Koperasi Jadi Penggerak Utama Energi Bersih dan Inklusif Gender
Bandung, 22 Oktober 2025 — Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi) didukung oleh Ford Foundation dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI menyelenggarakan lokakarya bertajuk Strategi Pertumbuhan Ekonomi Baru melalui Integrasi Program BUMDes dan KDMP serta Pemberdayaan Perempuan dalam Kerangka Transisi Energi Berkeadilan di Bandung. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mendorong desa-desa di Indonesia, khususnya di Kabupaten Sukabumi, menjadi pusat pertumbuhan ekonomi hijau berbasis energi bersih.

Pertanyaannya, bagaimana unit bisnis energi mampu menggerakan pertumbuhan ekonomi baru dari desa? Dalam konteks percepatan transisi energi nasional, BUMDes dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) memiliki peran strategis sebagai motor penggerak ekonomi desa yang inklusif, berkeadilan gender, dan berkelanjutan. Melalui sinergi antara BUMDes dan KDMP ini, masyarakat desa diharapkan mampu mengembangkan unit usaha berbasis energi terbarukan—seperti PLTS, biogas, dan biomassa—yang dapat menjadi solusi alternatif dalam menghadapi tantangan ekonomi, sosial dan lingkungan, serta memperkuat ketahanan energi, membuka lapangan kerja hijau, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Dalam pemetaan perannya, BUMDes berfungsi mengelola potensi ekonomi lokal menjadi kegiatan produktif dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan KDMP berperan sebagai wadah koperasi anggota yang memperkuat jejaring ekonomi rakyat, memperluas akses pembiayaan, dan memastikan partisipasi masyarakat secara kolektif dan demokratis dalam kegiatan ekonomi desa. Kolaborasi BUMDes dan KDMP memungkinkan terciptanya ekosistem ekonomi desa yang terintegrasi, di mana hasil pemetaan potensi tidak berhenti pada data atau inventarisasi, tetapi diikuti dengan rencana aksi nyata — seperti pengembangan unit usaha energi terbarukan, pangan olahan, pengelolaan sampah, distribusi hasil pertanian, hingga pembiayaan mikro yang ramah lingkungan dan inklusif gender.

“Transisi menuju energi terbarukan adalah sebuah keniscayaan. Untuk mewujudkannya, diperlukan pertumbuhan energi yang dapat dirasakan langsung di tingkat desa secara inklusif dan berkelanjutan, sehingga mampu menggerakkan roda ekonomi lokal serta mengurangi kemiskinan,” ujar Direktur Eksekutif Rumah Energi Sumanda Tondang dalam sambutannya, “Dalam lokakarya ini kita berharap dari satu kunci keberhasilan yaitu pemberdayaan perempuan. Dengan secara aktif melibatkan perempuan dari perencanaan hingga pelaksanaan.” Pungkasnya.
Lokakarya ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain Kementerian Dalam Negeri, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, Dinas Koperasi & UKM Jawa Barat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sukabumi, serta perwakilan BUMDes, KDMP.

Salah satu fokus utama kegiatan ini adalah memperkuat peran perempuan dalam ekonomi hijau desa. Artinya, perempuan tidak hanya menjadi penerima manfaat tetapi juga aktor utama dalam pengelolaan energi bersih dan pengembangan usaha desa. Hal yang perlu diperhatikan juga yaitu keterlibatan perempuan untuk memiliki peran yang setara dalam seluruh rantai nilai ekonomi— mulai dari perencanaan, produksi, pengelolaan teknologi, hingga pengambilan keputusan dan distribusi manfaat ekonomi. Memberikan perempuan akses pada pelatihan, teknologi, dan pembiayaan, menciptakan perempuan yang dapat bertransformasi dari tingkat rumah tangga hingga komunitas.

“Fokus kami dalam transisi energi adalah memastikan terwujudnya transisi energi yang adil. Kami memandang bahwa transisi energi bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga tentang keadilan sosial dan ekonomi, terutama bagi keluarga dan ibu-ibu yang menjadi pengguna utama energi di rumah tangga,” ungkap Direktur Regional Ford Foundation Indonesia, Alexander Irwan.
Lokakarya ini diharapkan dapat menghasilkan pemangku kepentingan yang mampu melakukan pemetaan potensi ekonomi desa dengan melibatkan BUMDes dan KDMP. Melalui proses tersebut, tercipta model bisnis sederhana berbasis energi dan pangan yang tetap mengedepankan prinsip inklusivitas gender. Dengan demikian, para pemangku kepentingan dapat menjalankan komitmen bersama untuk memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi hijau di tingkat desa.

“Transisi energi merupakan perjalanan panjang yang memerlukan konsistensi dan kesinambungan program. Salah satu langkah yang dilakukan adalah bekerja sama dengan para influencer muda untuk mensosialisasikan energi terbarukan kepada masyarakat luas, terutama generasi muda sebagai agen perubahan di masa depan,” ujar Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Jawa Barat, Permadi Mohammad Nurhikmah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Program Pro Women 3 yang diinisiasi oleh Rumah Energi dengan dukungan Ford Foundation dan Kemendagri RI. Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas perempuan dalam mendukung transisi energi bersih dan memperkuat ekonomi lokal berbasis komunitas.

