Rumah Energi dan Microsoft Hadirkan Akses Air Bersih untuk Warga di Bekasi dan Karawang

Upaya menghadirkan akses air bersih bagi masyarakat terus diperkuat oleh Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi). Bersama Microsoft, Rumah Energi meluncurkan program konservasi air melalui pembangunan instalasi pemanenan air hujan atau Rainwater Harvesting System (IPAH) di dua wilayah, yaitu Desa Pasirranji, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi dan Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.

Inisiatif ini menjadi langkah nyata dalam menghadirkan solusi berkelanjutan terhadap krisis air bersih, khususnya bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada sumber air permukaan seperti Sungai Cibeet. Sistem pemanenan air hujan memungkinkan warga untuk mengumpulkan, menyaring, dan memanfaatkan air hujan secara mandiri — mengurangi ketergantungan pada air tanah sekaligus meningkatkan ketahanan lingkungan terhadap risiko kekeringan dan banjir.

Sebanyak 10 unit IPAH dibangun di masing-masing desa dan telah membantu 20 rumah tangga dalam mengelola air secara efisien. Setiap instalasi mampu menampung dan menyaring air hujan dengan kapasitas rata-rata 511 liter per hari pada musim hujan, dan dapat menyediakan hingga 93.600 liter atau 93,6 meter kubik air bersih per tahun.

Air hasil pemanenan ini digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga, seperti mencuci, menyiram tanaman, serta kebutuhan MCK. Selain memberikan manfaat ekonomi dengan menekan biaya pembelian air bersih atau penggunaan listrik untuk pompa air, program ini juga berdampak langsung pada peningkatan kesehatan masyarakat.

Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang, menjelaskan bahwa program ini muncul dari kebutuhan mendesak masyarakat terhadap sumber air bersih yang aman.

“Program ini bertujuan untuk memperluas akses terhadap sumber air bersih yang aman, terutama bagi kelompok masyarakat rentan seperti lansia, penyandang disabilitas, dan keluarga berpenghasilan rendah. Kehadiran sistem pemanenan air hujan diharapkan dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk pembelian air bersih maupun penggunaan listrik untuk menyedot air dari sungai, serta menurunkan risiko penyakit akibat kontaminasi air,” ujar Sumanda.

Dari sisi kesehatan, sanitarian Puskesmas setempat mengonfirmasi bahwa air Sungai Cibeet memang telah terdeteksi mengandung bakteri E. Coli. Kehadiran sistem pemanenan air hujan dengan proses penyaringan sederhana terbukti mampu menekan risiko penyakit yang disebabkan oleh air tercemar.

 
 

Program ini mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah dan warga setempat. Sekretaris Bappeda Kabupaten Bekasi, Didik Setia, menyampaikan bahwa inisiatif ini sejalan dengan arah pembangunan daerah, “Program ini mendukung visi RPJMD Kabupaten Bekasi, khususnya dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas, berkeadilan, dan merata,” ungkap Didik.

Apresiasi serupa datang dari Mahmur, perwakilan Desa Pasirranji, dan H. Osang Wijaya, SE., MM, Pj. Kepala Desa Wanakerta, “Selama ini masyarakat kami masih mengandalkan Sungai Cibeet untuk kebutuhan harian. Kehadiran instalasi ini sangat membantu meningkatkan kualitas hidup warga kami,” ujar Mahmur.

Selain manfaat langsung dalam penyediaan air bersih, program ini juga berkontribusi terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal. Melalui kolaborasi antara sektor swasta dan masyarakat, Rumah Energi dan Microsoft menunjukkan bahwa teknologi ramah lingkungan dapat menjadi solusi nyata terhadap persoalan dasar seperti air bersih, sekaligus membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi air.

“Air adalah fondasi utama dalam membangun ketahanan masyarakat menghadapi perubahan iklim. Kami di Rumah Energi percaya bahwa menjaga kelestarian dan memastikan akses air yang berkelanjutan merupakan kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Berdaya,” tutup Sumanda.

Ditulis oleh: Fauzan Ramadhan

14 November 2025