Penguatan Kapasitas Perempuan dalam Aksi Gender untuk Transisi Energi yang Adil di Palabuhanratu

Penguatan Kapasitas Perempuan dalam Aksi Gender untuk Transisi Energi yang Adil di Palabuhanratu

Kehadiran Proyek ProWomen 3 di Palabuhanratu bertujuan untuk memperkuat peran perempuan dalam mendorong transisi energi berkeadilan. Meskipun isu transisi energi terkesan masih riuh di tataran kebijakan, namun upaya mendorong masyarakat untuk bertansisi ke energi yang lebih berkelanjutan perlu digalakkan. Pendekatan gender di mana perempuan menjadi aktor penting dalam aktivitas yang berkaitan dengan energi, baik itu pada skala rumah tangga maupun yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, menjadi penting untuk mendapatkan perhatian khusus.

Pada April lalu telah diselenggarakan Seminar dan Diskusi Keadilan Gender dan Inklusi Sosial yang bertujuan untuk menyampaikan hasil gender assessment, meningkatkan pemahaman mengenai prinsip keadilan gender dan inklusi sosial, serta mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, industri, organisasi sosial, dan masyarakat dalam mewujudkan transisi energi yang adil. ProWomen 3 pada tanggal 15 dan 16 Mei 2025 juga kembali melaksanakan Pelatihan Pembelajaran Aksi Gender untuk Keberlanjutan bagi perempuan di Palabuhanratu. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta mampu mempromosikan keadilan gender yang secara tidak langsung melatih dan mengasah jiwa kepemimpinan peserta dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tempat kerja, keluarga dan komunitas.

Peserta Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan dalam Aksi Gender

Pelatihan diawali dengan pemahaman isu gender, mencakup berbagai permasalahan yang kerap dialami laki-laki dan perempuan, seperti stereotipe, stigma, diskriminasi, beban ganda, hingga kekerasan terhadap perempuan. Pada sesi ini, peserta diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap berbagai kejadian dan kebiasaan yang terjadi di sekitar mereka. Dengan kesadaran tersebut, peserta diharapkan mampu menganalisis situasi secara kritis serta mengidentifikasi dan meminimalisir berbagai risiko yang mungkin berdampak pada diri mereka sendiri. Selain itu, peserta juga didorong untuk menjadi agen perubahan dengan mengangkat isu-isu ini ke dalam ruang diskusi yang aman di masyarakat, sehingga semakin banyak orang yang turut peduli dan terlibat. Sepanjang proses ini, peserta diharapkan tetap mampu memaksimalkan potensi diri, berkarya dengan percaya diri, dan menjadi sumber inspirasi bagi lingkungan sekitar.

Pada hari kedua pelatihan, peserta mulai diperkenalkan pada konsep kepemimpinan, khususnya peran perempuan sebagai agen perubahan di komunitas mereka. Sesi ini dimulai dengan ajakan kepada peserta untuk mengidentifikasi contoh figur perempuan lingkup global, nasional maupun lokal di desa atau lingkungan sekitar yang mereka anggap inspiratifperempuan yang mampu memimpin, menjadi panutan, dan memberi dampak positif bagi komunitasnya. Dari refleksi tersebut, peserta kemudian diarahkan untuk melihat potensi dalam diri mereka sendiri sebagai pemimpin. Mereka didorong untuk melepaskan diri dari stigma negatif yang kerap melekat pada perempuan, terutama dalam ruang-ruang pengambilan keputusan. 

Seluruh Peserta Pelatihan Penguatan Kapasitas Perempuan dalam Aksi Gender

Pada pelaksanaan transisi energi yang adil, perempuan memiliki peran penting dalam mendorong perubahan menuju penggunaan energi terbarukan. Energi sangat berkaitan dengan kehidupan dan kebutuhan sehari-hari perempuan, sehingga perempuan tidak hanya mampu memahami persoalan energi secara mendalam, tetapi juga memiliki kapasitas untuk menciptakan inovasi dan memimpin perubahan menuju solusi yang ramah lingkungan. Melalui gerakan Indonesia Berdaya, Rumah Energi berkomitmen mendukung pelibatan perempuan dan masyarakat desa dalam mewujudkan transisi energi yang adil. Upaya ini bertujuan untuk memastikan akses yang setara terhadap energi bersih dan pangan berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat. 

Ditulis oleh: Jenni Irene Connie 

Disunting oleh: Fauzan Ramadhan 

21 Mei 2025