Rumah Energi dan Beli Jelantah Olah Minyak Jelantah Jadi Biofuel

TEMPO.CO, Jakarta – Lembaga pengembangan penggunaan energi terbarukan Rumah Energi dan Beli Jelantah mengolah used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah menjadi bahan bakar hayati atau biofuel. Minyak jelantah merupakan minyak goreng bekas pakai yang biasa digunakan untuk memasak.

“Pemanfaatan minyak jelantah menggantikan bahan bakar minyak tidak hanya akan mengurangi emisi gas rumah kaca, melainkan membuka kesempatan kerja dan usaha berbasis masyarakat,” ujar Direktur Eksekutif Rumah Energi Rebekka Angelyn, di Green House, Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 2 Oktober 2019.

Hal tersebut disampaikan dalam diskusi bertajuk Youth for Climate: Turning Biowaste to Biofuel yang digelar Rumah Energi bekerja sama dengan Beli Jelantah, Waste4Change dan didukung Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2019 yang digelar serentak di seluruh dunia mulai 23 September-6 Oktober 2019.

Pengolahan limbah minyak jelantah berpotensi memenuhi kebutuhan energi yang besar, dan menciptakan solusi bagi penurunan emisi gas rumah kaca. Bahkan saat ini, ekspor minyak jelantah memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biodiesel negara-negara Uni Eropa.

“Masyarajat bisa terlibat mulai dari proses pengumpulan, pemurnian dan pengolahannya yang relatif mudah. Oleh karena itu kami mendorong gerakan bersama pemuda, komunitas, lembaga swadaya masyarakat dan pelaku usaha untuk memperluas inisiatif ini,” kata Rebekka.

Bahan bakar ini juga menjadi pemecah masalah bagi penguraian sampah, meningkatkan kemandirian energi dan melepaskan ketergantungan masyarakat terhadap energi fosil. Saat ini, pengolahan limbah menjadi bahan bakar hayati semakin dilirik oleh pegiat dan praktisi muda di bidang lingkungan.

Pembuangan minyak jelantah secara sembarangan dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan kerusakan ekosistem perairan karena lapisan minyak permukaan air menghalangi masuknya sinar matahari.

“Keberlanjutan lingkungan tercapai ketika bisa memenuhi kebutuhan kita saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk menikmati sumber daya yang sama,” tutur Public Relations Beli Jelantah Azizah Sayida Amalina.

Berdasarkan data iInternational Council on Clean Transportation, potensi pemanfaatan minyak jelantah di Indonesia dapat mencapai 3 juta kilo liter dengan potensi penurunan emisi 11,5 juta ton CO2e.

Sesuai namanya, kata Ina sapaan Azizah, Beli Jelantah membeli jelantah dari masyarakat. Tujuannya agar masyarakat tidak membuang minyak jelantah secara sembarangan, padahal minyak jelantah memiliki manfaat lain.

“Awalnya kita suka dengan gorengan tapi minyak sisa itu dikemanain, ternyata sebagian besar dibuang yang bisa mencemari perairan. Akhirnya kita coba bagaimana minyak itu kita ubah menjadi biofuel,” tutur Ina

Rumah Energi dan Beli Jelantah berharap dapat menyebarkan semangat penggunaan energi terbarukan kepada para pemuda. “Sehingga mereka dapat berkontribusi mengatasi persoalan terkait energi, melalui kreatifitas dan inovasi demi mencapai kedaulatan energi,” kata Ina.

Sumber: Tempo.co

14 Oktober 2019