Perjalanan Desa Muktisari untuk Energi yang Berdikari

Perjalanan Desa Muktisari untuk Energi yang Berdikari

Dalam rangka mendukung transisi energi dan keberdayaan kelompok masyarakat di area operasinya, PT Pertamina Hulu Rokan – WK Rokan (PT PHR) bekerja sama dengan Yayasan Rumah Energi (YRE) dalam pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. Program bertajuk “Desa Energi Berdikari Berbasis Biogas” atau kerap disebut Program DEB bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi energi terbarukan, yaitu biogas PT. PHR bersama dengan YRE bekerja sama mengupayakan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan pasar biogas melalui sosialisasi dan edukasi, pemanfaatan biogas sebagai teknologi alternatif untuk memasak, penguatan komunitas, serta pengembangan produk turunan biogas berupa bioslurry untuk pertanian berkelanjutan dan praktik ekonomi sirkuler.

Program DEB yang terlaksana melalui kemitraan antara PT. PHR dengan YRE pada tahun 2022 dan 2023 telah memberikan manfaat kepada 143 orang di Kabupaten Kampar dan Kecamatan Rumbai dari total 21 unit biogas yang terbangun dan tersebar di Desa Muktisari, Kec. Tapung (20 unit) dan di Kelurahan Palas, Kec. Tapung (1 unit). Keberagaman jenis limbah yang dimanfaatkan menjadi biogas di Desa Muktisari menjadi salah satu simbol komunitas yang berhasil bertransisi menuju kemandirian sumber energi memasak melalui pemanfaatan limbah ternak sapi, kambing, limbah ampas tahu, dan bahkan kotoran manusia oleh pondok pesantren. Selain melalui pembangunan biogas, dilaksanakan juga pelatihan teknis biogas bagi tenaga kerja lokal dan edukasi pengoperasian serta perawatan biogas, juga pengenalan produk turunan bioslurry dari biogas melalui rangkaian pelatihan dalam rangka membangun ekosistem biogas di tingkat tapak.

Kemandirian ekonomi juga merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh Program DEB ini. Rumah tangga yang beralih menggunakan biogas dapat menghemat pengeluaran untuk LPG hingga Rp 75.000 per bulan. Biaya penghematan tersebut biasanya dimanfaatkan untuk tabungan ataupun kebutuhan sehari-hari lainnya. Selain itu, pasca pelatihan teknis dan konstruksi biogas kepada total 11 orang, terdapat 3 orang diantaranya kemudian ikut dalam pekerjaan pembangunan 2 unit biogas di Kecamatan Tapung di luar Program DEB. Ini merupakan keberhasilan awal dalam membina ekosistem biogas lokal di Kabupaten Kampar.

Energi-yang-Berdikari-Yayasan-Rumah-Energi
Foto kegiatan Desa Berdikari Energi

Sebagai strategi keberlanjutan Program DEB secara mandiri oleh komunitas lokal, hasil pendampingan intensif dalam waktu 4 bulan menghasilkan kelompok komunitas pengguna biogas bernamaBiotama Agung Lestari”Asal Kata Biotama berasal dari kata Biogas, Pertamina dan Masyarakat. Sedangkan, Agung disini memiliki makna Besar/megah, serta Lestari artinya berkelanjutan. Biotama Agung Lestari yang menginduk ke Kelompok Bhina Muktisari didukung oleh Kepala Desa Muktisari serta Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar dibentuk sebagai wadah bagi kelompok untuk bertukar pikiran dan mengoptimalkan pengembangan produk turunan bioslurry. Produk pupuk organik cair sebanyak 2.200 liter berhasil diproduksi oleh Kelompok dan terjual sebanyak 193 botol ukuran 1 liter dalam waktu 2 bulan. Melalui kegiatan pengembangan Kelompok Biotama Agung Lestari, perekonomian keluarga anggotanya juga diharapkan semakin meningkat karena terjadi penganekaragaman sumber pendapatan bulanan. 

Rasa gotong royong diantara kelompok penerima manfaat juga tercipta melalui Program DEB. Beberapa penerima manfaat yang tidak memiliki  cukup limbah harian untuk sumber olahan menjadi biogas mendapatkan kotoran ternak sapi dari tetangga atau sanak saudaranya secara cuma-cuma. Selain itu juga dilakukan pencabangan biogas oleh 2 keluarga penerima manfaat biogas kepada rumah tetangganya karena berlebihnya produksi biogas harian untuk kebutuhan memasak di rumah mereka. Tanggung jawab setiap pihak yang merasakan manfaat dari biogas, secara langsung maupun tidak langsung, terstimulasi untuk dilakukan secara seimbang dan adil. Hal ini merupakan praktik baik dari pembinaan suatu komunitas masyarakat.

Dampak baik dari pemafaatan biogas tidak hanya dalam aspek ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, tetapi juga mencakup kesehatan dan lingkungan. 21 unit instalasi biogas yang telah dibangun berpotensi untuk mengelola 319,4 ton limbah dalam setahun sehingga dapat mereduksi emisi hingga 52,5 tCO2e per tahunnya. Dengan pengelolaan limbah untuk biogas, kebersihan area kandang maupun rumah dan dapur pun menjadi lebih baik. Bagi beberapa penerima manfaat yang semula menggunakan kayu bakar untuk memasak kini tidak lagi terpapar asap yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan karena telah beralih ke teknologi memasak yang lebih bersih. Selain itu, jumlah energi kalor yang dihasilkan dari unit terbangun tersebut dapat mencapai 105.402 kWh per tahun.

Pengembangan energi terbarukan di tingkat tapak menjadi penting dalam rangka membentuk dan memperkuat kemandirian dalam memenuhi kebutuhan energi di masa kini dan yang akan datang. Pendekatan ekonomi sirkuler dalam pengembangan Program DEB menjadi titik ungkit yang menyokong keberlanjutan program oleh para penerima manfaatnya. Selain adopsi program serupa di area lainnya, masih banyak potensi hal-hal yang dapat dikembangkan di tingkat komunitas dalam memperkuat desa yang berdikari sumber energinya. Amplifikasi dampak program secara luas dan berkelanjutan diharapkan untuk terwujud melalui sinergi dan kolaborasi dengan program Pemerintah Daerah setempat yang sudah ada maupun dapat diadopsi oleh berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Ditulis oleh: Danastri Widoningtyas

15 Maret 2024